“Children are made readers on the laps of the parents.” – Emilie Buchwald
Saat ini kesadaran untuk meningkatkan tingkat literasi anak sepertinya sudah semakin baik, terutama di kalangan orang tua milenial. Bisa dilihat dari semakin banyaknya pilihan buku bacaan untuk anak, baik dari dalam maupun luar negeri. Tidak hanya itu, gerakan membaca nyaring (read aloud) juga sudah masif di mana-mana.
Bicara tentang kegiatan membaca nyaring, ternyata banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh. Dari sisi bahasa, anak yang terbiasa dibacakan buku sejak dini ternyata memiliki rentang kosakata yang lebih banyak. Tidak hanya kosakata, kemampuan memahami teks juga akan lebih baik. Hal ini tentu saja memengaruhi kemampuan kognitifnya. Tidak heran jika anak yang terbiasa dibacakan buku sejak dini memiliki nilai akademis yang lebih tinggi di kemudian hari.
Tidak hanya manfaat yang bisa diambil. Bagi anak-anak, ternyata kegiatan dibacakan buku dianggap sebagai hiburan atau hal yang menyenangkan. Penelitian di Australia menyebutkan, bahwa lebih dari dua pertiga anak menikmati saat mereka dibacakan buku, baik di rumah maupun di sekolah.
Hmm, berarti tidak semua anak senang dibacakan buku, ya?
Bukan, bukan. Anak-anak yang tidak senang dibacakan buku ternyata memiliki alasan sendiri. Alasan paling banyak, selain karena terganggu dengan murid lain jika dibacakan buku di sekolah, adalah karena pembaca buku tidak membacakan dengan menarik.
Wah, ternyata cara dibacakan buku dapat berpengaruh pada kesenangan anak, ya? Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat membacakan buku dengan menarik?
- Beri kesempatan anak untuk menebak cerita. Dari judul buku atau gambarnya, ananda pasti senang menerka-nerka. Mengapa ada gambar itu? Mengapa judulnya demikian? Hal ini bisa memancing rasa ingin tahu anak tentang cerita apa yang akan dibacakan. Dengan menebak isi cerita, ia memiliki rasa ingin tahu apakah tebakannya benar atau tidak. Ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan membuat sang anak tetap ingin dibacakan buku.
- Mencari hubungan cerita dengan dunia si kecil. Sifat dasar manusia adalah selalu mencari keterhubungan. Anak-anak juga begitu. Cerita pada buku bisa saja berhubungan dengan kehidupan sang anak, lingkungan sekelilingnya, atau mungkin dengan buku lainnya. Mencari keterhubungan ini bisa dilakukan sebelum, saat, dan setelah membaca buku. Cara ini tidak hanya membuat kegiatan membaca jadi menarik, tetapi juga terasa lebih dekat bagi sang anak.
- Membaca dengan antusias. Cara paling mudah untuk membaca dengan antusias adalah dengan memilih buku yang menarik bagi pembaca dan yang dibacakan. Jika anak meminta dibacakan buku yang sama lagi dan lagi, itu artinya buku tersebut menarik bagi sang anak. Dengan buku itu, membaca pasti menyenangkan. Namun, bagaimana dengan buku baru? Jika ingin membacakan buku yang baru pertama kali dibacakan, Ibu bisa mulai dengan screening buku terlebih dahulu. Sehingga Ibu bisa melihat jalan cerita dan mengenal karakter di dalamnya. Setelah mengenal lebih dekat buku tersebut, pastinya Ibu bisa menyuarakan cerita dan karakter dengan lebih natural, menarik, dan antusias.
- Berdialog dengan sang anak. Membaca nyaring bukan kegiatan “Ibu membaca, anak mendengarkan.” Lebih dari itu, ada dialog yang mengalir antara pembaca dan pendengar. Supaya kegiatan ini berjalan menarik dan natural, pasti ada dialog yang berjalan, baik antara pembaca dan pendengar, maupun kepada buku itu sendiri.
Ternyata, membacakan buku juga ada tekniknya, ya. Jika dibacakan dengan menarik, anak pasti akan ketagihan membaca. Hal ini tidak hanya membuat kegiatan membaca menjadi rutinitas favorit, tapi membuat ananda cinta pada kegiatan tersebut. Seperti yang Emilie Buchwald katakan, “Anak-anak cinta membaca berawal dari pangkuan orang tuanya sendiri.”
***
Referensi:
Ledger, S., & Merga, M.K. (2018). Reading Aloud: Children’s Attitude toward being Read to at Home and at School. Australian Journal of Teacher Education. Diakses dari https://researchrepository.murdoch.edu.au/id/eprint/40657/1/Childrens%20Attitude%20toward%20Reading%20Aloud.pdf
McGee, L.M., & Schickedanz, J. (2007). Repeated Interactive Read-Alouds in Preschool and Kindergarten. The Reading Teacher: Wiley Online Library. Diakses dari https://cpin.us/sites/default/files/docs/Repeated%20Interactive%20Read-Alouds%20in%20Preschool%20and%20Kindergarten%20_%20Reading%20Rockets.pdf
Penulis: Detta Devia Rahmayani
Desainer/Illustrator: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa