Baru-baru ini, tren pola makan vegetarian semakin meningkat, terutama pada perempuan. Salah satu anggapan populer yang berkembang adalah vegetarian bisa menjadi cara untuk membuat tubuh menjadi ideal. Tujuan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, tetapi yang patut dicari tahu adalah apakah pola makan vegetarian itu menjadi pilihan yang paling sehat untuk bunda dan sisters khususnya keluarga?
Vegetarian terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan boleh atau tidak mengonsumsi makanan tertentu. Dari semua jenis vegetarian yang ada, sebuah survei menunjukkan bahwa sebagian besar jenisnya adalah lacto-ovo vegetarians. Locto-ovo Vegetarians adalah orang yang tidak makan segala jenis daging. Namun, mereka masih mengonsumsi telur, susu, keju, atau yoghurt.
Tidak hanya pada perempuan dewasa, akhir-akhir ini banyak orang tua yang juga menerapkan diet vegetarian pada anak-anaknya. Hal ini disebabkan pemikiran bahwa vegetarian akan memberikan manfaat untuk kesehatan anak.
Namun, tahukah bunda dan sisters bahwa menjadi vegetarian tidak sepenuhnya sehat untuk anak? Menurut dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Aryono Hendarto, alih-alih menyehatkan, para pakar nutrisi justru mengatakan bahwa berbahaya apabila orang tua menghilangkan asupan bahan makanan hewani untuk anak. Anak yang menjadi vegetarian berisiko mengalami kekurangan zat gizi.
Sebenarnya apa saja zat gizi tersebut dan apa saja perannya bagi tubuh?
1. Protein dan Asam Lemak: Pembuat Hormon dan Kemampuan Kognitif
Protein memiliki asam amino yang sangat berguna selama pertumbuhan dan produksi senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yaitu pembentukan hormon dan neuron untuk perkembangan otak anak. Asam amino memang bisa didapatkan dari bahan makanan yang tidak berasal dari hewan. Akan tetapi, asam amino pada protein hewani lebih lengkap daripada protein nabati.
Selain asam amino, kandungan asam lemak seperti omega-3 dan omega-6 juga berperan untuk perkembangan visual, kognitif, dan berhubungan dengan respons imun anak.
2. Zat Besi: Produsen Darah Manusia
Daging memiliki kandungan zat besi yang penting untuk produksi darah dalam tubuh manusia. Zat besi memang dapat ditemukan pada sayuran. Namun, zat besi pada sumber nabati berbeda dari protein hewani.
Zat besi pada daging memiliki heme yang menjadi komponen utama hemoglobin dan hemoprotein. Sementara, zat besi pada sayuran tidak memiliki heme. Jadi, konsumsi sayur tidak cukup untuk menggantikan zat besi dari protein hewani.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh East Carolina University pada 2016, sekitar 25% vegetarian rentan terkena anemia karena rendahnya kadar zat besi dan vitamin B12 dalam darah. Hal ini menjadi sangat krusial, terutama bagi bunda dan sisters. Karena saat mengalami menstruasi, perempuan membutuhkan zat besi yang lebih banyak untuk menggantikan darah yang keluar.
3. Vitamin B12: Zat Penting untuk Ibu dan Anak
Protein hewani juga memproduksi vitamin B12 yang mempunyai peran besar dalam tumbuh kembang anak. Kekurangan vitamin B12 pada anak menyebabkan gagal tumbuh, gangguan pergerakan, dan keterlambatan perkembangan. Jika untuk bunda dan sister, vitamin B12 sangat dibutuhkan untuk darah agar terhindar dari penyakit anemia.
4. Yodium: Perkembangan Mental dan Fisik
Anak juga membutuhkan kandungan yodium yang lebih banyak ditemukan pada sumber makanan hewani. Kekurangan yodium dapat menyebabkan kekurangan produksi hormon tiroid dan dapat memicu terganggunya perkembangan mental dan fisik anak.
Oleh karena itu, penerapan diet vegetarian perlu disesuaikan dengan kebutuhan diri dan anak. Hal ini disebabkan kondisi dan tahap perkembangan setiap orang berbeda-beda.
Salam sehat, bunda dan sisters!
***
Referensi:
CNN Indonesia. (2022, September 27). Dokter Soroti Bahaya Pola Makan Vegetarian pada Anak. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210401132252-255-624897/dokter-soroti-bahaya-pola-makan-vegetarian-pada-anak
Penulis: Ayu Nabilah
Editor: Sucia Ramadhani