Pernahkah Busist mendengar istilah generasi Baby Boomers, generasi X, Y, Z, atau Alpha? Yap, istilah itu adalah penggolongan generasi yang santer jadi perbincangan banyak kalangan. Dikutip dari Beresfod Research dalam Kompas.com, penggolongan generasi tersebut didasarkan pada rentang waktu tahun kelahiran. Dimulai dari istilah generasi Baby Boomers, terdiri dari mereka yang lahir pada rentang tahun 1946-1964, hingga generasi Alpha yang lahir pada rentang tahun 2010-an ke atas. Jika menilik lebih dalam, setiap generasi pun ternyata memiliki karakteristik masing-masing. Tak jarang, sifat individu pun sering dilekatkan dengan kategori generasinya. Contohnya nih, pernah gak Busist mendengar celetukan seperti ini:
‘Wajarlah gaptek, beliau kan generasi Baby Boomer.’
‘Emang punya bawahan milenial itu susah, maunya sukses instan.’
Ayo ngaku, termasuk karakter yang mana, Busist?? Memang kategori generasi dapat menjadi acuan karakter dan sifat berdasarkan umur, tetapi perlu diperhatikan juga bahwa hal tersebut bersifat umum dan sangat mungkin berbeda pada tiap individu. Pada intinya, setiap generasi memiliki pengalaman, nilai, dan keunikan yang membentuk pandangan dan perilaku mereka terhadap dunia. Perbedaan ini penting untuk dipahami dalam konteks sosial, budaya, dan ekonomi.
Nah, dari beberapa golongan generasi tersebut, ternyata generasi Z (gen Z) menjadi generasi paling eksis karena tumbuh dalam gempuran pesatnya perkembangan teknologi. Dengan perubahan drastis di segala hal, gen Z menghadapi berbagai tantangan mencakup preferensi konsumsi, transformasi nilai, teknologi, dan interaksi sosial. Tak heran jika karakter yang terbentuk pun cenderung berbeda dari generasi pendahulu dan menjadi pionir perubahan generasi setelahnya. Mau tau lebih banyak tentang generasi ini? Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Sorotan Positif dan Negatif Gen Z
Taukah, Busist? Menurut data Badan Pusat Statistik di tahun 2020, hasil sensus penduduk Indonesia menunjukkan bahwa negara kita tengah mengalami bonus demografi dengan komposisi penduduk dengan rentang kelahiran 1997-2010 atau dikenal dengan gen Z mencapai 27,94%. Angka ini menjadi proporsi penduduk tertinggi disusul dengan gen Y atau milenial. Tumbuh dengan berbagai kemudahan teknologi, gen Z menjadi generasi yang dinilai punya segudang potensi dan bisa memberi pengaruh. Saat ini, kemajuan teknologi yang telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang pun menjadikan gen Z terdepan dalam menguasai perkembangan zaman.
Dilansir dari BBC, gen Z telah mendominasi pasar belanja daring dengan angka terbesar dalam pemanfaatan platform berteknologi tersebut. Tercatat, generasi ini pun juga menjadi kelompok usia yang paling banyak berburu diskon atau promo dalam setiap kesempatannya. Adapun menurut The New York Times, di bidang pendidikan nyatanya generasi ini telah memanfaatkan teknologi dalam platform pembelajaran online yang bisa diakses di luar lingkungan sekolah. Dalam interaksi sosial pun sering kita temui eksistensi gen Z merambah ke dunia digital melalui media sosial yang kerap dijadikan media ekspresi atau branding diri.
Namun, selain dampak positif yang dapat kita temui dengan kemajuan teknologi bagi gen Z, ada pula dampak negatif yang harus diwaspadai. Time Magazine dalam laporannya merilis bahwa kemajuan teknologi yang pesat dan adanya jaringan tanpa batas seperti internet dapat mengakibatkan masalah dalam kesehatan mental. Hal ini merupakan fakta yang harus kita waspadai mengingat gen Z sebagai generasi yang tumbuh di dalamnya pun juga lekat dengan isu kesehatan mental. Dengan keterbukaan akses informasi yang minim filter, gen Z berpotensi terkena kasus perundungan atau bullying, tekanan sosial, hingga efek kecanduan. Hal ini menjadi polemik yang perlu mendapat perlakuan khusus agar citranya yang dikenal sebagai generasi strawberry, kelihatan indah tapi rapuh, menjadi tak terbukti.
Tantangan dan Pembelajaran dari Gen Z
Lebih lanjut, para ahli menyatakan bahwa gen Z adalah generasi yang sifatnya sangat mencolok dan berbeda dari generasi pendahulunya. Tak jarang jika generasi ini pun disebut sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation). Dikutip dari Ryan Jenkins (2017) dalam artikelnya yang berjudul “Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation” menyatakan bahwa gen Z adalah generasi yang memiliki harapan, preferensi, dan prespektif kerja yang menantang bagi siapapun yang berhadapan dengannya.
Tantangan utama yang harus kita hadapi dari generasi ini adalah sikapnya yang mudah menerima keragaman dan perbedaan pandangan. Loh, bukannya baik? Iya, di satu sisi hal ini memang menjadi kemudahan dalam berinteraksi tetapi di sisi lain akan menimbulkan kesulitan untuk mereka dalam mendefinisikan identitas diri. Hal ini pun akan berdampak pada tekanan dari dalam diri dan ketidakpercayaan diri menghadapi masa depan yang tentu akan berdampak pada orang di sekitar.
Meski penuh dengan berbagai tantangan, kita dapat belajar dari generasi Z mengenai sikap adaptif, kreativitas teknologi, dan kesadaran terhadap isu-isu global. Implementasi nilai-nilai ini dapat membawa manfaat besar bagi kita dalam menghadapi perubahan zaman. Gimana keren kan gen Z?
Tips Menghadapi Gen Z
Dalam menghadapi setiap generasi tentu ada pendekatan khusus yang bisa diupayakan. Nah, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan saat menghadapi gen Z. Mau tau? Yuk, disimak!
- Mendengarkan dengan Empati
Cara terbaik untuk menjadi teman dan saudara yang baik bagi mereka adalah dengan memberikan ruang bagi gen Z untuk berbagi pandangan dan pengalaman mereka tanpa hambatan. Sifat dasar gen Z adalah menghargai perbedaan, maka jadilah seseorang yang turut mengapresiasi adanya keberagaman atas pengalaman yang diceritakan.
- Membangun Komunikasi Terbuka
Ajak diskusi tentang isu-isu yang terkini atau penting, seperti keberlanjutan lingkungan dan kesehatan mental. Kondisi terkini menjadi hal yang dinantikan gen Z karena mereka sangat menyukai isu terbaru. Karakter FOMO (Fear of Missing Out) menjadi label bagi Gen Z yang menimbulkan kecenderungan untuk mengetahui isu-isu penting dan terupdate atas berbagai hal.
- Mencoba Adaptif dan Responsif
Dengan kemajuan dan kecanggihan yang mereka kuasai, kita sebagai partner atau teamwork pun harus mampu adaptif dalam mengimbangi kemampuan mereka. Maka, belajar tanpa henti adalah salah satu kunci untuk bisa berbaur dengan gen Z. Sambut pembaharuan dengan semangat perubahan, karena kesempatan untuk tumbuh itu selalu ada bagi kita yang mau belajar.
Dengan memahami dan menghargai perbedaan antar generasi, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang inklusif dan harmonis. Gen Z, dengan segala tantangannya, membawa pembelajaran berharga bagi kita semua dalam menghadapi perubahan zaman dan membangun hubungan yang kuat di dalam keluarga. Dengan bersama-sama merangkul dinamika generasi, semoga kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kebahagiaan bagi semua orang tanpa terkecuali.
Referensi:
Tim Redaksi Kompas.com 2021. Mengenal Apa itu Generasi Baby Boomer, X, Y, Z, Milennial dan Alpha. Diakses dalam Mengenal Apa Itu Generasi Baby Boomers, X, Y, Z, Millenials, dan Alpha
Tim Redaksi Kumparan.com. 2023. Gaya Hidup Digital Gen Z: Transformasi dalam Kehidupan Sehari-Hari. Diakses dalam Gaya Hidup Digital Gen Z: Transformasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Rakhmah, Diyan Nur. 2021. Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita? Diakses dalam Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita?. Kemendikbud.go.id
Penulis: Vianida Hardiningsih
Ilustrator: Anggita G. Putri
Editor: Elfita Rahma Aulia