Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Pada rentang usia tersebut, anak berada pada masa keemasan (golden age) karena terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik sepanjang hidup manusia. Belakangan ini, perbincangan mengenai tes minat bakat menjadi populer di kalangan orang tua yang memiliki anak usia dini.
Munculnya berbagai alat atau metode baru yang dianggap lebih canggih dan praktis untuk mengidentifikasi minat dan bakat anak telah membuat banyak orang tua yang penasaran dan berbondong-bondong untuk melakukan tes minat bakat pada anak sejak dini. Padahal orang tua perlu mengetahui apakah alat atau metode tersebut sudah terjamin aman untuk digunakan, terlebih apabila alat dan metode baru tersebut belum teruji secara ilmiah. Namun, yang tak kalah pentingnya bagi orang tua adalah mempertimbangkan kembali, apakah tes minat bakat benar-benar dibutuhkan dan tepat dilakukan untuk anak usia dini?
Pada dasarnya, minat adalah kombinasi dari keinginan dan kemauan yang akan mendorong seseorang dalam melakukan suatu hal. Sedangkan bakat adalah kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, tes minat bakat dapat diartikan sebagai serangkaian pengukuran psikologis yang digunakan untuk menganalisis keinginan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Tes minat bakat biasanya seringkali digunakan di lingkungan pekerjaan dan juga pendidikan.
Orissa Anggita Rinjani, seorang Psikolog Pendidikan di Rumah Dandelion pernah menyatakan bahwa dengan mengidentifikasi minat bakat, seseorang akan dapat menemukan jurusan atau bidang karir yang cocok. Kecocokan antara minat bakat dengan karir tentu dapat memudahkan seseorang dalam pencapaian prestasi, stabilitas dan kepuasan karirnya.
Pernyataan ini sesuai dengan teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Donald Edwin Super, pemilihan karir adalah persoalan mencocokkan antara konsep diri dengan karir yang dijalani. Tugas pemilihan karir ini jika berdasarkan konsep Life Career Rainbow-nya, baru dimulai pada anak usia 14 tahun yaitu di tahap exploration, artinya anak mulai menyadari bahwa pekerjaan adalah bagian dari kehidupan.
Gambar 1. Life Career Rainbow (Sumber : www.toolshero.com/psychology/life-career-rainbow/)
Mereka mulai mempertimbangkan berbagai macam pilihan karir, tetapi belum membuat keputusan. Sementara anak usia dibawah 14 tahun berada pada tahap awal yaitu growth, di tahap ini aspek yang dominan adalah rasa keingintahuan. Mereka menentukan pilihan seringkali tidak realistis dan dikaitkan dengan permainannya.
Hal inilah yang mendasari kenapa tes minat bakat secara normatif tepat dilakukan pada anak usia 14 tahun ke atas. Konsep diri termasuk di dalamnya minat bakat anak dianggap cenderung stabil dan jelas di usia ini. Sedangkan anak usia dini, minat dan bakatnya masih cenderung banyak berubah dan tidak realistis, sehingga struktur ketertarikan dan bakatnya belum dapat diidentifikasi dengan tepat. Lalu, apa yang akan terjadi jika tes minat bakat tetap dipaksakan untuk anak usia dini?
Arfilla Ahad Dori, seorang Psikolog Pendidikan sekaligus Founder Parentific pernah menyatakan bahwa tes minat bakat untuk anak usia dini justru dapat berbahaya karena dapat memberi label yang belum tentu benar pada anak. Pada banyak kasus, tidak sedikit orang tua yang justru menjadi lebih membatasi kesempatan eksplorasi anak dan mengarahkan anak untuk fokus di satu bidang saja. Padahal, di fase ini justru yang mereka butuhkan adalah bereksplorasi di banyak bidang kegiatan.
Oleh karena itu, alih-alih melakukan tes minat bakat yang ternyata dapat berbahaya untuk anak usia dini. Ada hal yang lebih penting dilakukan oleh orang tua sebagai upaya dalam membantu anak mengembangkan minat dan bakatnya di usia dini secara mandiri, yaitu:
- Memberikan anak pengalaman yang bervariasi
Anak usia dini perlu diperkenalkan pada banyak hal untuk menciptakan pengalaman yang bervariasi. Fokusnya memang lebih pada keluasan dan kekayaan pengalaman dibanding kedalaman dan kekhususan suatu kegiatan. Hal ini dapat memudahkan anak dalam mengenali potensi minat dan bakatnya.
2. Amati anak saat bermain dan bercerita
Anak akan cenderung melakukan dan menceritakan hal-hal yang mereka sukai. Apa yang mereka lakukan dan bicarakan adalah minat atau ketertarikan anak yang perlu dikembangkan.
3. Perkenalkan dengan banyak profesi
Mengingat tes minat bakat erat kaitannya dengan pilihan karir, orang tua bisa membantu anak mengembangkan minatnya dengan mengenalkan pada beragam profesi. Bukan hanya yang populer di kalangan anak-anak seperti dokter, pemadam kebakaran, atau pilot, tetapi juga profesi lainnya seperti apoteker, animator, sutradara, atau penulis buku cerita anak. Eksplorasi yang dilakukan dapat melalui kegiatan membaca buku, menonton video, atau pengalaman langsung.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa tes minat bakat sebenarnya tidak tepat dan tidak dibutuhkan untuk anak usia dini. Pada fase tersebut, anak berada dalam keadaan selalu tumbuh dan berubah. Justru yang paling mereka butuhkan di fase ini adalah ruang untuk terpapar lebih banyak kegiatan dan pengalaman yang bervariasi.
Disinilah peran penting orang tua dalam membantu anak mengeksplorasi minat dan bakat anak secara mandiri. Memang tidak mudah, karena butuh kesabaran untuk membersamainya. Namun, di setiap momen eksplorasinya, di setiap tawa mereka saat menguasai keterampilan barunya, dan rasa bangga atas pencapaian mereka, menjadi kenangan indah yang akan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Ingatlah, masa kecil mereka singkat. Manfaatkan momen berharga ini untuk membangun bonding yang kuat dan tak terlupakan.
Referensi :
Dori, Arfilla Ahad. (2024). Hati-Hati Jika Menemukan dan Mengikuti Tes Intelegensi dan Tes Minat Bakat Seperti Ini. https://www.instagram.com/p/C8CXMiPSTPv/?img_index=1 diakses pada tanggal 26 Juni 2024
Gunawan, Syafwan Arya. dkk (2023). Implementation of Career Guidance Services for Junior High School Students using Donald E.Super Theory. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol 03 No 04, hal 1310-1315
Mayasari, Novia, dkk. (2021). Deteksi Bakat dan Kecerdasan Anak Berdasarkan Kecerdasannya. Banyumas: Rizquna
Prihatiningsih, Okta. (2013). Teori Perkembangan Karir Anak (Teori Super). https://www.academia.edu/30530854/Teori_Perkembangan_Karir_Anak_Teori_Super?rhid=29090152638&swp=rr-rw-wc-86975665 diakses pada tanggal 3 Juli 2024
Penulis: Yuli Rahmi Mochtar
Ilustrator: Anggita G. Putri
Editor: Elfita Rahma Aulia