Tag: Ibu Rumah Tangga

drinking water
Kesehatan

Minum, Kebutuhan Dasar yang Sering Terlupakan

Sama seperti bumi yang dua per tiga bagiannya adalah air, ternyata 50–60% komposisi tubuh manusia juga adalah air. Bahkan pada anak di bawah usia satu tahun, hampir 85% dari berat badannya adalah air. Maka dari itu, tidak heran jika kekurangan cairan bisa berakibat fatal.

Pada tahap tertentu, kekurangan cairan dapat menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, hal ini kita kenal dengan dehidrasi. Saat mengalami dehidrasi gejala awal yang muncul biasanya adalah merasa haus. Namun yang jadi masalah adalah kita sering mengabaikan rasa haus ini dan menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi. Bahkan salah satu studi di Indonesia menemukan bahwa 49,5% remaja dan 42,5 % orang dewasa terkena dehidrasi ringan.

Menurut Mayo Clinic, beberapa penyebab seseorang mengalami dehidrasi antara lain diare akut, muntah berlebihan, demam, berkeringat berlebihan, atau sedang mengalami infeksi. Namun terkadang dehidrasi terjadi karena alasan sederhana, yaitu tidak cukup minum karena sibuk beraktivitas. Selain pekerja dan siswa, seorang ibu yang kesehariannya di rumah juga berisiko mengalami dehidrasi.

Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh ibu dalam sehari seringkali menyebabkan minum menjadi aktivitas yang dikesampingkan. Akibatnya beberapa orang mengalami rasa sakit kepala dan penurunan konsentrasi akibat dehidrasi yang tidak disadari. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siska Kusumawardani pada siswa di SDN Sudimara 5 Tangerang menunjukkan bahwa tingkat hidrasi sebanding dengan tingkat konsentrasi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini wajar terjadi, sebab 83% bagian otak merupakan air. Saat kurang minum, maka otak kekurangan cairan elektrolit yang berfungsi menghubungkan aktivitas antar selnya dan berakibat menurunnya fungsi neurologis dan kognitif.

Berikut ini adalah beberapa tips agar Ibu dan Sister tidak kekurangan minum meski memiliki aktivitas yang padat dalam sehari:

1. Pasang alarm atau pengingat di ponsel

Saat ini ada banyak aplikasi pengingat waktu minum yang dapat diunggah di ponsel, beberapa di antaranya Hydro-Water Drink Reminder dan Leap Fitness Drink Water Reminder.

2. Letakkan air minum dekat lokasi kita beraktivitas

Agar tidak beralasan tidak minum karena jauh, sebaiknya letakkan botol atau gelas minum di dekat kita beraktivitas. Misal, sebelum tidur meletakkan minum di kamar atau saat bekerja meletakkan minum di meja kerja.

3. Gunakan botol minum yang menarik

Saat ini ada banyak botol minum dengan bentuk dan warna yang menarik. Selain agar menarik perhatian kita, membiasakan membawa botol minum juga dapat mencegah sampah kemasan minuman,

4. Minum cairan tinggi elektrolit

Jika minum air putih saja terasa membosankan, kita bisa mencoba minum air kelapa atau nutrient dense water (NDW) yang tinggi elektrolit. NDW dapat kita buat dengan mencampur air hangat, madu, garam laut, serta air lemon.

5. Tambahkan es batu atau potongan buah pada air minum

Saat cuaca sedang panas, kita dapat menambahkan es batu atau potongan buah ke dalam air minum. Selain terasa lebih segar, mengkonsumsi infused water dipercaya dapat membantu proses detoksifikasi dan mencegah penuaan dini.

Nah setelah tahu bahwa ternyata kekurangan cairan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, yuk setelah ini jangan lupa untuk minum sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jangan sampai karena sibuk mengurus anak jadi lupa minum ya Ibu dan Sisters.

***

Referensi:

Alodokter. (2021). Tak Hanya Menyegarkan, Inilah 4 Manfaat Infused Water untuk Kesehatan. Diakses dari www.alodokter.com/fakta-tentang-manfaat-infused-water pada 16 Februari 2023

Anggi. (2023). Daftar Aplikasi Pengingat Minum Terbaik !. Diakses dari www.teknovidia.com/aplikasi-pengingat-minum/ pada 16 Februari 2023

Briawan, Dodik., Rachma., Annisa., 2011. Kebiasaan Konsumsi Minuman dan Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan. Journal of Nutrition and Food. 6(3): 186-191

Dewi, Ratih. (2021). 7 Tips Sederhana Ini Bikin Kamu Rajin Minum Air Putih. Diakses dari https://www.beautynesia.id/wellness/7-tips-sederhana-ini-bikin-kamu-rajin-minum-air-putih/b-193412/ pada 16 Februari 2023

Kusumawardani, Siska, & Ajeng Larasati, 2020. Analisis Konsumsi Air Putih Terhadap Konsentrasi Siswa. jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika. 91-95. ISSN : 2579 – 6151

Lentini, Banun., Margawati, Ani., 2014. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Status Hidrasi dengan Konsentrasi Berfikir pada Remaja. Journal of Nutrition College. 3(4): 631-637

Mayo Clinic. (2021). Dehydration. Diakses dari 

www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dehydration/symptoms-causes/ pada 16 Februari 2023

Yolanda, Natharina. (2016). Kebutuhan Air Pada Anak. Diakses dari www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak pada 16 Februari 2023


Penulis: Widia Anggia Vicky
Desainer/Illustrator: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa

7 cara menjadi tempat curhat anak
KeluargaUncategorized

7 Cara Menjadi Tempat Curhat Anak

“Pagi ini kaget banget dengar cerita dari mamanya teman anakku kalau anakku katanya lagi suka sama teman sekelasnya. Duh, yang jadi pikiran bukan karena anakku yang sedang kasmaran. tetapi kenapa anakku tidak cerita dan malah dapat curhatan dari mama temannya” 

Kira-kira beginilah versi galaunya ibu-ibu yang tidak mendapatkan kesempatan mendengarkan curhat anak secara langsung tapi malah dapat dari cerita orang lain. Semacam ada rasa sedih mengapa bukan kita yang menjadi tempat anak untuk bercerita apa saja termasuk hal-hal kritis seperti ini. Kalau sudah begini jangan ragu untuk evaluasi hubungan kita dengan anak, ya. Setuju, nggak, Bu?

Skenario peristiwa diatas saat ini mungkin banyak terjadi. Salah satu penyebabnya adalah Kemajuan teknologi. Era digital akan memberikan tantangan tersendiri untuk kita para orang tua milenial. Terutama soal pengasuhan anak yang terkadang jadi serba tidak fokus disebabkan oleh gangguan yang datang akibat aktivitas di dunia maya yang dilakukan oleh orang tua secara tidak sadar atau juga oleh anak-anak yang over-focus pada gawainya sehingga less attention dengan lingkungan sekitar akibat pengawasan yang lemah dalam penggunaan gawai oleh orang tua. Hal ini tentu berdampak besar, salah satunya pada kualitas hubungan antara orang tua dan anak yang bisa saja memiliki penurunan komunikasi bahkan sampai hilangnya rasa perhatian antara orang tua dan anak secara tidak sadar. Menurut Bainar (2020) ada beberapa faktor anak memilih curhat dengan orang lain atau di media sosial, (1) karena orang tua pernah abai dan cuek dengan cerita yang pernah disampaikan, (2)  lalu orang tua selalu mendominasi pembicaraan bukan lebih banyak mendengar, dan (3) orang tua tidak mampu membangun komunikasi intensif di sela kesibukannya.

Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus maka tidak mengherankan jika anak akan memilih memiliki dunianya sendiri di dalam gawai, seperti lebih memilih curhat lewat media sosial, atau berhubungan dengan orang asing melalui game community-nya hingga pada akhirnya tidak pernah bercerita apapun lagi kepada orang tua. Wah, kalau sudah begini tentu akan sangat repot jika kita tidak lagi menjadi tempat pertama yang anak cari untuk bercerita keluh kesahnya. Selain kita kehilangan golden memory untuk sharing each other, tentu kita akan sulit mengawasi apakah anak berada pada pergaulan, ideologi, atau pemahaman yang tepat sesuai dengan bunda dan ayah harapkan kalau bukan dari ngobrol bareng mendengarkan cerita anak.

Pada dasarnya, orang tua tentu menginginkan kelekatan yang harmonis dengan anak, namun fakta dilapangan sering sekali kita melupakan hal-hal penting pada soal gaya komunikasi yang tepat atau bagaimana cara memberikan perhatian yang disukai oleh anak, sebab ternyata akan berpengaruh pada preferensi anak untuk memilih tempat bercerita (Pandu dkk. 2014). Oleh sebab itu nih, Ibu dan Sister, ada tips untuk kita para orang tua agar dapat menjadi pilihan pertama tempat anak bercerita sejak kecil (Sihabudin, 2015) :

1. Menciptakan hubungan baik

Orang tua berwajah manis kepada anak, sering menanyakan hal-hal remeh yang merupakan tanda bahwa orang tuanya sangat perhatian walau terhadap hal-hal kecil, dan ketika anak datang kepada kita, kita harus membangun suasana nyaman dan terbuka siap mendengar, seperti contoh Wah, gimana hari ini? Apakah ada yang bisa Ibu bantu?”

2. Mendengarkan dengan sepenuh hati

Saat anak sudah datang dan berani bercerita, maka jangan pernah sekali-kali kita membagi waktu berceritanya dengan hal apapun. Bermain gawai, mengurus pekerjaan dsb. Respon paling tepat adalah segera letakkan gawai, dan tatap wajah anak dengan seksama.

3. Bukan asal potong

Nah, sering banget ya, Bu, kita para orang tua memotong cerita anak dan memberikan tanggapan, padahal mungkin masih banyak cerita yang ingin anak sampaikan. Jadi, mulai sekarang biarkan anak bercerita sampai pada akhirnya dia bertanya tentang tanggapan kita.

4. Berempati dengan ceritanya

Ayo buk belajar masuk kedalam perasaan anak kita saat mereka bercerita. Sehingga tanggapan kita bisa sesuai dengan sudut pandangnya, dan kita tidak melukai perasaannya, bisa dibilang kita harus mampu memvalidasi perasaan anak saat bercerita apakah dia sedih, senang, takut atau kecewa.

5. Menjadi pendengar yang baik

Soal ini kita harus banyak berlatih dengan anak, kita harus mulai belajar bisa membaca kehendak anak, apakah anak hanya ingin mendengar atau anak mencari solusi dari sisi kita. Jangan sampai ternyata anak hanya ingin cerita, tetapi kita malah memberi tanggapan berupa nasihat sepanjang kereta api. Hehehe…

6. Jangan jadi guru, tapi teman

Kita tidak perlu merasa lebih tahu untuk hal-hal tertentu dibandingkan anak. Anggaplah kita sedang berdiskusi dan sama sama tidak tahu persoalan ini.

7. Bisa menjaga rahasia

Nah ini lho, Bu, seringkali kita tidak tahan untuk cerita ke orang lain soal cerita anak kita. Padahal kita sudah jadi tempat kepercayaan anak lho, Bu. Jadi, jangan sampai anak malah tidak mau cerita ke kita lagi, ya.

***

Referensi:

Bainar. (2020). Urgensi Mendengarkan Pendapat Anak Dalam Pendidikan Islam Bagi Orang Tua Muslim Perpektif Al-Quran Di Era Digital. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan. Vol. 17 No. 2. Juli-Desember 2020. P-Issn 2088-0871. Doi: 10.46781/Al-Mutharahah.V17i2.143

Pandu Me. Abbas Rr. Mengge B. (2014). Orang Tua Ideal Masa Kini (Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak Pada Empat Etnik Di Makassar). J.Socius Volume Xv, Januari – April 2014.

Sihabudin M. (2015). Peranan Orang Tua Dalam Bimbingan Konseling Siswa. Jurnal Kependidikan, Vol. Iii No. 2 

Penulis: Anisha Ayuning Tryas
Desainer/Illustrator: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa

Manfaat (850 × 250 px)
Kesehatan

Kenali Kondisi Kesehatan Mentalmu Melalui Evaluasi Psikologis

Apakah Ibu dan Sister akhir-akhir ini merasakan masalah yang cukup berat? Apakah Ibu dan Sister akhir-akhir ini merasakan perubahan mood, perilaku, dan cara berpikir yang pada akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari? Berbagai kondisi tersebut berpotensi mengganggu kesehatan mental Ibu dan Sister. Oleh karena itu, diperlukan penanganan untuk memulihkan kesehatan mental Ibu dan Sister.

Kemajuan teknologi di zaman sekarang membuat Ibu dan Sister lebih mudah mengakses informasi terkait kesehatan mental. Saat ini, banyak sekali informasi mengenai penanganan kondisi kesehatan mental yang dapat diakses di media sosial. Hal ini tentu memiliki manfaat untuk Ibu dan Sister. Mengapa demikian? Kemudahan akses informasi terkait kesehatan mental tersebut membuat Ibu dan Sister lebih mudah mendapatkan akses untuk melakukan konseling dengan tenaga profesional, misalnya psikolog dan psikiater. Melakukan konseling dengan tenaga profesional sangat penting dilakukan ketika Ibu dan Sister membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif. Namun, seringkali Ibu dan Sister tidak tahu hal yang ingin Ibu dan Sister ceritakan serta hal yang sebenarnya Ibu dan Sister  rasakan. Sebagai langkah awal, Ibu dan Sister bisa melakukan evaluasi psikologis terlebih dahulu, lho!

Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Psikologis?

Evaluasi Psikologis atau bisa disebut sebagai Psychological Assessment adalah sebuah proses pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang psikolog. Psikolog menggunakan tes dan alat penilaian lainnya ini untuk mengamati dan mengukur perilaku klien hingga tahap diagnosis dan panduan pengobatan. Psikolog berperan seperti seorang detektif yang berusaha mendapatkan petunjuk untuk memecahkan sebuah misteri. Makin banyak petunjuk yang diidentifikasi oleh psikolog, makin banyak pula informasi yang digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis para klien. Selain itu, banyaknya informasi yang mampu diperoleh akan memudahkan psikolog menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu para klien.

Apa saja manfaat dari Evaluasi Psikologis?

Evaluasi Psikologis memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat Evaluasi Psikologis sebagai berikut:

1. Mendiagnosis berbagai kondisi psikologis dan penyakit yang memengaruhi ingatan, proses berpikir, dan perilaku. Sebagai contoh, depresi dan gangguan cemas, baby blues, post-partum depression, serta Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) and alzheimer.

2. Mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh individu, misalnya analisis kemampuan logika, pemecahan masalah, kemampuan berkomunikasi, dan stabilitas emosi ataupun kepercayaan diri.

3. Memberikan gambaran tentang bidang aktivitas yang cocok bagi setiap individu. Saat memperoleh gambaran tersebut, psikolog dapat memberikan solusi yang tepat untuk membantu klien mengembangkan potensinya.

Dalam Evaluasi Psikologis terdapat berbagai teknik asesmen yang digunakan. Salah satu teknik asesmen yang umum digunakan adalah wawancara klinis. Melalui wawancara klinis dengan klien, psikolog dapat memperoleh informasi psikologis dan penyakit yang dialami oleh klien. Ketika seorang psikolog berbicara kepada klien tentang kekhawatiran dan sejarahnya, psikolog  dapat mengamati cara klien berpikir, beralasan, dan berinteraksi dengan orang lain. Selain melalui wawancara, proses asesmen juga bisa dilakukan secara tertulis. Proses asesmen secara tertulis dilakukan dengan menjawab sejumlah pertanyaan pilihan ganda maupun esai. Setiap pertanyaan yang dijawab klien diharapkan mampu menjelaskan masalah psikologis tertentu yang dialami klien. Durasi setiap evaluasi juga berbeda-beda, tergantung dari jenis evaluasi yang dipilih atau kebijakan dari penyedia asesmen. 

Nah, Ibu dan Sister sudah memperoleh gambaran tentang Evaluasi Psikologis. Kemudian, di mana Ibu dan Sister bisa mendapatkan layanan Evaluasi Psikologis? Ibu dan Sister bisa mendapatkan layanan Evaluasi Psikologis di lembaga pelayanan psikologi. Bagaimana dengan tes psikologis yang banyak tersedia secara online? Para ahli ternyata tidak merekomendasikan tes psikologi secara online. Ketika Ibu dan Sister mencoba untuk mengikuti tes dengan cara tersebut, jawaban dalam tes mungkin tidak konsisten serta membuat Ibu dan Sister tampak memiliki lebih banyak masalah daripada yang sebenarnya terjadi. Ibu dan Sister boleh saja untuk mencoba mengikuti tes psikologis secara online. Namun, jangan lupa untuk mengonsultasikan hasilnya dengan psikolog, ya.

Bagaimana informasi tentang Evaluasi Psikologis, Ibu dan Sister? Setelah memperoleh informasi tersebut, Ibu dan Sister tidak perlu takut lagi untuk melakukan Evaluasi Psikologis jika memang diperlukan. Ini bukanlah sesuatu yang perlu Ibu dan Sister pelajari terlebih dahulu layaknya ujian akhir. Sebaliknya, Evaluasi Psikologis adalah kesempatan bagi psikolog untuk menentukan cara terbaik untuk membantu para kliennya agar sehat secara fisik dan psikis.

Salam sehat, Ibu dan Sister!

***

Referensi:

Protenzia Consulting. 2020. Memahami Pengujian dan Assessment Psikologis. Diakses dari http://www.protenziaconsulting.com/news/memahami-pengujian-dan-assesment-psikologis/ tanggal 02 Oktober 2022.

Rudlin, Kathryn. 2022.. What Is a Psychological Evaluation? Diakses dari https://www.verywellmind.com/get-your-teen-a-psychological-evaluation-2610450 tanggal 30 September 2022.

Penulis: Shinta Nastiti
Desainer/Illustrator: Sri Mulyasari Aryana
Editor: Dwi Martina Dewi

Yoga LBI
Kesehatan

Yoga Sebagai Metode Pengendali Stres pada Ibu Rumah Tangga

Banyak orang yang beranggapan menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang mudah karena pekerjaan yang dilakukannya dinilai sebagai kemampuan alami wanita yang tidak memerlukan keahlian khusus. Padahal, mengelola rumah tangga sama sekali tidak mudah. Ibu rumah tangga seringkali harus melakukan aktivitas terus menerus yang menguras fisik dan mental. Jika tidak dikelola dengan baik, pekerjaan ibu rumah tangga dapat menjadi tekanan yang menimbulkan stres.

Stres pada ibu rumah tangga dapat memengaruhi kesehatan ibu, kondisi keluarga, dan pola asuh pada anak. Oleh karena itu, penting bagi para ibu untuk melakukan aktivitas yang dapat mengurangi stres. Salah satunya dengan melakukan yoga.

Yoga merupakan latihan yang menggabungkan tiga faktor penting, yaitu fisik, pikiran, dan napas. Latihan yoga terdiri dari asana (latihan fisik), pranayama (latihan pernapasan), meditasi dan savasana (relaksasi). Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 64 wanita di Yogyakarta menunjukan bahwa wanita yang melakukan yoga memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan yoga. Ines (31), seorang instruktur yoga dari Bandung yang telah berkecimpung di dunia yoga sejak 6 tahun lalu, bercerita tentang anggotanya yang berhasil mengelola diri setelah melakukan yoga,

“… Ada juga yang susah tidur karena stres yang berlebih dan pekerjaan yang gak habis-habis harus dikerjakan, tapi setelah yoga mereka jadi lebih bisa mengontrol mana yang harus diprioritaskan sekarang dan bisa dilakukan nanti …”

Ines memaparkan bahwa kelas yoga selalu diawali dengan menyelaraskan napas. Teknik pengaturan napas dalam yoga dapat menaikkan kadar oksigen ke kepala, membuat pikiran menjadi lebih tenang, serta meningkatkan fokus sehingga kita tidak akan mudah stres. Saat stres, pernapasan cenderung menjadi pendek dan cepat, yang lama kelamaan dapat menyebabkan pola pernapasan yang tidak efektif. Teknik pernapasan pada yoga yang lambat dan mendalam dapat mengaktifkan saraf parasimpatik (saraf yang mengontrol berbagai aktivitas tubuh saat istirahat) pada tubuh yang menghasilkan efek rileks.

Selain teknik pernapasan, asana atau latihan fisik pada yoga juga dapat membantu mengurangi tingkat stres. Pose dalam yoga dapat mengurangi ketegangan otot dan menurunkan kadar kortisol yang merupakan hormon utama penyebab stres. Setelah melakukan asana, latihan yoga biasanya diakhiri oleh savasana. Savasana dilakukan dengan kondisi berbaring yang biasanya diiringi oleh musik yang menenangkan dan afirmasi positif dari instruktur. Savasana dapat melepas energi negatif tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rileks.

Yoga juga dapat menumbuhkan pikiran-pikiran positif pada pelakunya. Ines menjelaskan bahwa asana pada yoga didesain dengan beragam tingkat kesulitan. Saat melakukan asana, setiap individu perlu memerhatikan anatomi tubuh dan kemampuan masing-masing, sehingga setiap individu dilatih untuk menerima kondisi tubuhnya tanpa perlu membandingkan dengan kemampuan orang lain. Sikap seperti ini dapat menumbuhkan penerimaan diri dan kecintaan terhadap diri sendiri. Sebuah sikap yang sangat diperlukan oleh para ibu rumah tangga agar tetap merasa berharga dan bahagia.

Latihan yoga dapat dilakukan sendiri atau berkelompok. Bagi ibu yang kesulitan untuk keluar rumah, Ines menyarankan untuk mengikuti kelas daring pemula yang memberikan pemaparan yang jelas. Asana pada yoga perlu dilakukan dengan benar agar tidak menimbulkan cedera. Bagi pemula, ada beberapa asana yang bisa dilakukan yaitu child pose, seated sidebend, seated neck streatching, cat and cow, downward facing dog, cobra pose, pascimotanasana, bridge pose, eagle pose, vivarita karani with wall, dan savasana.

***

Referensi:

Apsaryanthi, Ni Luh Komang dan Made Diah Lestari. (2017). Perbedaan Tingkat Psychological Well-Being pada Ibu Rumah Tangga dengan Ibu Bekerja di Kabupaten Gianyar. Jurnal Psikologi Udayana, 4(1), 110-118.

Hendrik. (2010). Perbedaan Tingkat Stres antara Perempuan yang Mengikuti Hatha Yoga dan Tidak Mengikuti Hatha Yoga. (Skripsi, Universitas Sanata Dharma, 2010) Diakses dari https://repository.usd.ac.id/28271/

Katyusha, Winona. 5 Alasan Ibu Rumah Tangga Rentan Alami Stres. Diakses dari https://hellosehat.com/mental/stres/ibu-rumah-tangga-rentan-stres/

Kenali Fungsi Sistem Saraf Otonom Beserta Gangguan yang Bisa terjadi.HaloDokter. Diakses dari https://www.alodokter.com/kenali-fungsi-sistem-saraf-otonom-beserta-gangguan-yang-bisa-terjadi#:~:text=Fungsi%20utama%20sistem%20saraf%20parasimpatik,membantu%20tubuh%20menjadi%20lebih%20rileks.

Widyasari, Kadek Anindita dan I gst Ayu Diah Fridari. (2013). Dinamika Kontrol Diri pada Ibu Bekerja yang Menjalani Latihan Yoga. Jurnal Psikologi Udayana 1(1), 84-93.

Penulis: Novia Rahmawati
Desainer: Sri Mulyasari Aryana
Editor: Fadlillah Octa