Tag: Tips Parenting

memilih sekolah (2)
Keluarga

6 Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Sekolah Anak

Halo, Ibu! Saat ini sudah memasuki tahun ajaran baru, nih. Bagi Ibu yang anak-anaknya belum masuk sekolah, apakah sudah menentukan anak akan sekolah di mana?

Pada masa pandemi seperti sekarang ini, sepertinya hal yang paling penting dari sekolah anak ialah sekolah yang mampu membuat anak bertahan di depan layar sambil tetap mengikuti pembelajaran, ya, Bu. Terutama untuk anak-anak usia dini, seperti kelompok bermain, taman kanak-kanak, atau yang masih duduk di kelas 1–3 SD.  Namun, secara umum, apa saja, sih, yang harus dipertimbangkan saat akan memilih sekolah anak? Berikut beberapa hal yang mungkin dapat menjadi bahan diskusi orang tua saat menentukan sekolah mana yang terbaik.

  1. Core Values 

Prinsip dan pedoman sekolah dalam menjalankan aktivitasnya sangat penting dalam menentukan terbentuknya nilai-nilai dasar yang ingin kita tanamkan kepada anak, misalnya nilai nilai keagamaan, karakter, kepemimpinan, kemandirian anak, dan kecintaan terhadap belajar. Memilih sekolah yang sesuai dengan nilai yang dipegang orang tua akan mempermudah pembentukkan karakter anak nantinya.

  1. Kurikulum Sekolah

Pemilihan kurikulum sekolah selain mempertimbangkan potensi anak dan kemampuan orang tua, sebaiknya juga mempertimbangkan tujuan sekolah lanjutan anak nantinya.  Secara umum, kurikulum sekolah di Indonesia terbagi atas kurikulum nasional dan internasional. Kurikulum nasional  biasanya diterapkan oleh sekolah negeri maupun swasta. Kurikulum internasional yang diterapkan di Indonesia saat ini di antaranya, Cambridge International, Montessori, Singaporean Primary School, International Baccalaureate (IB), dan International Primary.

  1. Jarak dari Rumah

Menurut psikolog, Alzena Masykouri, jarak sekolah anak usia di bawah 12 tahun idealnya tidak lebih dari 5 kilo meter dari rumah. Dengan demikian, anak memiliki waktu istirahat yang cukup, tidak mengalami stres dalam perjalanan, sehingga akan mengikuti pelajaran dengan kondisi prima.

  1. Fasilitas Sekolah

Ruang kelas yang nyaman dan kondusif untuk belajar, toilet yang bersih dan sesuai untuk anak, dan ruang yang cukup untuk bermain atau berolahraga, adalah beberapa fasilitas yang wajib dimiliki oleh sekolah. Pada masa pandemi, sekolah juga sebaiknya menyediakan tempat cuci tangan di berbagai tempat, alat kebersihan dan disinfektan, ruangan yang steril atau pembersih udara (air purifier), tenaga kesehatan di sekolah, serta platform e-Learning yang mampu membuat kegiatan pembelajaran tetap optimal.

  1. Kompetensi Guru dan Kemampuan Adaptasi Sekolah Daring

Duduk diam mendengarkan orang bicara bagi orang dewasa saja seringkali membosankan, apalagi untuk anak-anak yang sedang aktif-aktifnya bergerak. Oleh karena itu, selain penguasaan terhadap materi, guru harus bisa menciptakan interaksi yang menyenangkan sehingga anak anak betah mengikuti kelas. Untuk mengetahui hal ini, selain bisa survei langsung saat pertemuan tatap muka, Ibu juga bisa mengikuti kelas uji coba gratis maupun berbayar yang biasanya diadakan sekolah.

  1. Biaya

Meskipun ingin pendidikan berkualitas terbaik bagi anak, kita harus memastikan biaya sekolah anak tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan keluarga. Menurut perencana keuangan Prita Ghozie, alokasi dana pendidikan untuk semua anak idealnya sebesar 10% dari penghasilan keluarga. Alokasi ini termasuk pendidikan formal dan informal.

Apa pun pilihan sekolah untuk anak kita, semoga anak-anak menikmati waktu belajarnya dan dapat mengeluarkan potensi terbaik mereka, ya, Bu.

Tips: Beberapa sekolah biasanya memberikan potongan biaya uang pangkal untuk pendaftar pada periode tertentu. Jadi kalau Ibu sudah yakin dalam menentukan sekolah anak, segera daftarkan saat pendaftaran baru dibuka ya, Bu!

Referensi:

Things to Consider When Choosing Primary Schools. Diakses dari https://raisingchildren.net.au/preschoolers/play-learning/preschool/choosing-a-primary-school

Tempuh Jarak Jauh Demi Kejar Mutu Sekolah, Ya atau Tidak? Diakses dari https://kumparan.com/amp/kumparanmom/tempuh-jarak-jauh-demi-kejar-mutu-sekolah-ya-atau-tidak-1552472065399693737

Penulis: Restu Prianti Putri
Desainer: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa

Memberi Hadiah pada Anak
Keluarga

Pesan untuk Orang Tua Sebelum Memberikan Hadiah pada Anak

Memberi hadiah bisa jadi hal yang efektif untuk memotivasi anak. Namun, terkadang orang tua melakukan beberapa kesalahan dalam memberikan hadiah. Jadi, bagaimana cara memberi hadiah yang efektif?

Ketika anak melakukan sesuatu yang baik atau menggapai suatu prestasi, maka biasanya orang tua akan mengapresiasi anak dengan cara memberikan hadiah (reward). Hadiah tersebut diberikan dengan harapan dapat memotivasi anak untuk lebih baik lagi atau mempertahankan prestasinya. Selain itu, menurut artikel dari Centers for Disease Control and Prevention (2019), dengan memberikan hadiah pada anak, orang tua dapat memperkuat hubungan antar anak dan orang tua. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan hadiah pada anak.

Menurut artikel Plano.co (2021), ada tiga kesalahan ketika kita memberikan hadiah pada anak, salah satunya adalah ketika kita menggunakan iming-iming hadiah untuk mengancam anak. Misalnya, ketika anak sedang mengalami tantrum di tempat yang ramai atau tempat umum, lalu orang tua dengan spontan mengatakan bahwa akan membelikan anak tersebut es krim jika anak tersebut diam. Alih-alih membuat anak mengerti akan konsekuensi akan suatu perbuatan, tindakan spontan ini justru akan membuat anak menjadi kebiasaan. Maka, tindakan memberikan es krim tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hadiah.

Lalu, bagaimana hadiah yang sebenarnya?

Hadiah yang sebenarnya adalah dengan memberikan arahan atau aturan yang jelas pada anak akan suatu hal dan jelaskan juga konsekuensinya. Misalnya, sebelum kita pergi, kita menjelaskan pada anak tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan. Jika ia tetap melakukan hal yang telah disepakati, maka kita juga harus memberi tahu anak tentang konsekuensi yang akan mereka dapatkan, sehingga anak tidak akan berharap untuk selalu mendapatkan hadiah untuk setiap hal yang dia lakukan.

Apa saja yang bisa orang tua lakukan sebagai bentuk hadiah?

Mengutip artikel dari Habyts Blog, ada beberapa alternatif yang bisa orang tua lakukan atau berikan pada anak sebagai hadiah, misalnya dengan memuji usaha yang telah anak lakukan, bukan hasil yang telah anak capai, sehingga anak akan lebih mengedepankan usahanya. Selain itu, hal lainnya yang bisa dijadikan hadiah adalah seperti membacakan buku pada anak, memberikan kelonggaran dalam screen time-nya dengan waktu yang tidak terlalu lama, dan mengajaknya ke tempat-tempat yang ingin ia kunjungi.

Sebagai pengingat pada anak, orang tua bisa menempelkan reward chart pada dinding yang nantinya akan diisi bintang setiap anak melakukan suatu usaha yang patut diberikan apresiasi, tetapi bintang tersebut akan berkurang jika anak melakukan suatu hal yang dirasa kurang baik atau tidak sesuai value dan rules yang telah disepakati bersama.

Penting untuk diingat oleh orang tua: apresiasilah setiap usaha positif yang anak lakukan dan tidak menuntut hasil, supaya anak akan berfokus pada usahanya dan tidak melakukan sesuatu hanya untuk mencapai ekspektasi orang lain.

***

Referensi:

Habyts Blog. (2016). 51 Reward Ideas to Motivate and Inspire Your Kids. Diakses dari https://habyts.com/51-reward-ideas-to-motivate-and-inspire-kids/

Plano. (2021). Spoilt rotten: 3 mistakes you make when rewarding your child. Diakses dari https://plano.co/spoilt-rotten-3-mistakes-you-make-when-rewarding-your-child/

Centers for Disease Control and Prevention. (2019). How to use rewards. Diakses dari https://www.cdc.gov/parents/essentials/consequences/rewards.html#:~:text=Rewards%20can%20encourage%20your%20child%E2%80%99s%20good%20behaviors.%20The,behavior%20are%20best.%20Rewards%20can%20help%20increase%20self-esteem.

Penulis: Silvya Budiharti
Desainer: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa