Memberi hadiah bisa jadi hal yang efektif untuk memotivasi anak. Namun, terkadang orang tua melakukan beberapa kesalahan dalam memberikan hadiah. Jadi, bagaimana cara memberi hadiah yang efektif?
Ketika anak melakukan sesuatu yang baik atau menggapai suatu prestasi, maka biasanya orang tua akan mengapresiasi anak dengan cara memberikan hadiah (reward). Hadiah tersebut diberikan dengan harapan dapat memotivasi anak untuk lebih baik lagi atau mempertahankan prestasinya. Selain itu, menurut artikel dari Centers for Disease Control and Prevention (2019), dengan memberikan hadiah pada anak, orang tua dapat memperkuat hubungan antar anak dan orang tua. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan hadiah pada anak.
Menurut artikel Plano.co (2021), ada tiga kesalahan ketika kita memberikan hadiah pada anak, salah satunya adalah ketika kita menggunakan iming-iming hadiah untuk mengancam anak. Misalnya, ketika anak sedang mengalami tantrum di tempat yang ramai atau tempat umum, lalu orang tua dengan spontan mengatakan bahwa akan membelikan anak tersebut es krim jika anak tersebut diam. Alih-alih membuat anak mengerti akan konsekuensi akan suatu perbuatan, tindakan spontan ini justru akan membuat anak menjadi kebiasaan. Maka, tindakan memberikan es krim tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hadiah.
Lalu, bagaimana hadiah yang sebenarnya?
Hadiah yang sebenarnya adalah dengan memberikan arahan atau aturan yang jelas pada anak akan suatu hal dan jelaskan juga konsekuensinya. Misalnya, sebelum kita pergi, kita menjelaskan pada anak tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan. Jika ia tetap melakukan hal yang telah disepakati, maka kita juga harus memberi tahu anak tentang konsekuensi yang akan mereka dapatkan, sehingga anak tidak akan berharap untuk selalu mendapatkan hadiah untuk setiap hal yang dia lakukan.
Apa saja yang bisa orang tua lakukan sebagai bentuk hadiah?
Mengutip artikel dari Habyts Blog, ada beberapa alternatif yang bisa orang tua lakukan atau berikan pada anak sebagai hadiah, misalnya dengan memuji usaha yang telah anak lakukan, bukan hasil yang telah anak capai, sehingga anak akan lebih mengedepankan usahanya. Selain itu, hal lainnya yang bisa dijadikan hadiah adalah seperti membacakan buku pada anak, memberikan kelonggaran dalam screen time-nya dengan waktu yang tidak terlalu lama, dan mengajaknya ke tempat-tempat yang ingin ia kunjungi.
Sebagai pengingat pada anak, orang tua bisa menempelkan reward chart pada dinding yang nantinya akan diisi bintang setiap anak melakukan suatu usaha yang patut diberikan apresiasi, tetapi bintang tersebut akan berkurang jika anak melakukan suatu hal yang dirasa kurang baik atau tidak sesuai value dan rules yang telah disepakati bersama.
Penting untuk diingat oleh orang tua: apresiasilah setiap usaha positif yang anak lakukan dan tidak menuntut hasil, supaya anak akan berfokus pada usahanya dan tidak melakukan sesuatu hanya untuk mencapai ekspektasi orang lain.
***
Referensi:
Habyts Blog. (2016). 51 Reward Ideas to Motivate and Inspire Your Kids. Diakses dari https://habyts.com/51-reward-ideas-to-motivate-and-inspire-kids/
Plano. (2021). Spoilt rotten: 3 mistakes you make when rewarding your child. Diakses dari https://plano.co/spoilt-rotten-3-mistakes-you-make-when-rewarding-your-child/
Centers for Disease Control and Prevention. (2019). How to use rewards. Diakses dari https://www.cdc.gov/parents/essentials/consequences/rewards.html#:~:text=Rewards%20can%20encourage%20your%20child%E2%80%99s%20good%20behaviors.%20The,behavior%20are%20best.%20Rewards%20can%20help%20increase%20self-esteem.
Penulis: Silvya Budiharti
Desainer: Rifki Aviani
Editor: Fadlillah Octa